TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini Staf Khusus Milenial Presiden Jokowi menjadi sorotan karena dinilai rentan konflik kepentingan. Salah satu Staf Khusus Milenial Presiden, Andi Taufan Garuda Putra menjadi perhatian karena mengirimkan surat dengan kop Sekretariat Kabinet kepada perangkat desa.
Surat tersebut dikirimkan guna mendukung program yang dijalankan perusahaannya. Sikap Andi ini langsung menuai kritik keras berbagai kalangan, termasuk Indonesia Corruption Watch (ICW), sehingga akhirnya Andi meminta maaf dan menarik kembali surat itu.
Staf Khusus lain yang turut menjadi sorotan adalah Adamas Belva Syah Devara. Belva yang juga merupakan Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Co-Founder perusahaan rintisan dan aplikasi Ruangguru.com itu banyak dikritik karena perusahaannya terpilih menjadi salah satu partner dalam program Kartu Prakerja.
Ketua Umum Pimpinan Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas menilai penunjukan vendor digital pada program Kartu Prakerja sarat dengan nepotisme. Pasalnya, keterlibatan Ruangguru.com yang dimiliki Belva akan memicu konflik kepentingan.
Tidak hanya Belva dan Taufan, beberapa Staf Khusus Millenial tersebut juga memiliki perusahaan. Berikut adalah daftarnya:
Andi Taufan mendirikan perusahaan teknologi finansial (financial technology/fintech) berbasis peer-to-peer lending bernama PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha pada April 2010 lalu. Dilansir dari laman resmi Amartha, perusahaan ini berdiri sebagai microfinance yang bermisi menghubungkan pelaku usaha mikro dengan pemodal secara daring.